Purwobinangun, sebuah kalurahan di Kapanewon Pakem, Sleman, adalah salah satu kawasan paling asri yang berbatasan langsung dengan lereng selatan Gunung Merapi. Wilayah ini terbentuk dari penggabungan empat kalurahan lama, menegaskan sejarah panjangnya. Purwobinangun menawarkan suasana pegunungan yang sejuk, dikelilingi hutan dan perbukitan, menjadikannya destinasi yang ideal untuk trekking dan wisata alam.
Bukit Turgo: Tantangan Trekking di Kaki Merapi
Salah satu ikon wisata alam Purwobinangun adalah Bukit Turgo. Bukit ini menawarkan tantangan trekking dengan pemandangan yang memukau. Berada di kawasan Turgo, bukit ini sering menjadi tujuan utama bagi sobat jalan-jalan yang mencari aktivitas fisik di alam terbuka.
Kawasan Turgo merupakan bagian penting dari ekosistem lereng Merapi. Keberadaan Bukit Turgo memberikan spot yang unik untuk menikmati panorama Sleman dari ketinggian, di tengah udara yang bersih dan segar.
Karanggeneng: Desa Wisata Berbasis Sejarah dan Budaya
Purwobinangun juga memiliki potensi desa wisata yang signifikan, seperti Desa Wisata Karanggeneng. Desa ini dikembangkan dengan basis partisipasi masyarakat yang luas, menggabungkan potensi alam, sejarah, dan budaya lokal.
- Wisata Edukasi: Karanggeneng menawarkan kegiatan yang melibatkan wisatawan secara langsung, seperti proses penanaman padi di sawah, memanen ikan, hingga belajar kesenian tradisional seperti karawitan.
- Potensi Sejarah: Desa ini memiliki potensi sejarah dan arsitektur yang mendukung pengembangan desa wisata, menjadikannya kawasan yang sarat cerita.
Saya merasa, keterlibatan langsung masyarakat dalam setiap aktivitas adalah kunci keberhasilan desa wisata ini.
Eksplorasi Kuliner Sate Khas Kaliurang
Meskipun Purwobinangun sendiri adalah area perbukitan dan pedesaan, lokasinya berdekatan dengan kawasan wisata Kaliurang. Kawasan ini telah lama dikenal sebagai sentra kuliner sate di Sleman.
Saat berada di Purwobinangun, sobat jalan-jalan dengan mudah dapat mengakses warung-warung sate legendaris seperti Sate Pak Parto atau Sate Pak Raji di sekitar Jalan Boyong. Aneka sate kambing hingga sate kelinci menjadi pilihan pas untuk menghangatkan diri di tengah udara dingin lereng gunung. Di sisi lain, wisatawan juga dapat mencoba menikmati teh hangat dalam poci di Warung Poci Astomulyo.
Akses dan Nilai Sejarah Purwobinangun
Purwobinangun terbentuk pada 19 April 1948 melalui penggabungan kalurahan lama seperti Giriharjo, Tawangrejo, Cepet, dan Sembung. Ini adalah bagian dari reorganisasi administratif yang lebih besar di Sleman. Desa ini dilalui oleh Sungai Boyong, yang menambah keindahan bentang alamnya.
Untuk sobat jalan-jalan, saya sarankan untuk fokus pada trekking pagi hari ke Bukit Turgo dan meluangkan waktu berinteraksi dengan masyarakat di Desa Wisata Karanggeneng. Hal ini memberikan apresiasi ganda terhadap alam dan budaya setempat. Purwobinangun menawarkan ketenangan yang dicari banyak orang, jauh dari kebisingan perkotaan.