Tridadi, sebuah kalurahan di Kapanewon Sleman, Yogyakarta, mungkin belum sepopuler destinasi di kaki Gunung Merapi. Faktanya, lokasi ini adalah pusat pemerintahan Kabupaten Sleman dan kini bertransformasi menjadi area yang sarat potensi wisata berbasis masyarakat. Area yang menjadi rumah bagi Stadion Tridadi ini menawarkan perpaduan unik antara pesona alam persawahan, edukasi pertanian, serta warisan sejarah Mataram yang layak dieksplorasi.
Mengapa Tridadi Menarik untuk Wisata Keluarga?
Tridadi menyajikan paket liburan yang lengkap, cocok untuk keluarga dengan anak-anak. Sobat jalan-jalan tidak hanya disuguhi pemandangan asri; di sini, pengalaman berlibur dikombinasikan dengan unsur edukasi. Konsep wisata berbasis desa di Tridadi terbukti sukses, bahkan mampu bertahan di masa sulit, yang menunjukkan ketangguhan inovasi masyarakatnya.
Inovasi Wisata: Dari Puri Mataram hingga Kampung Flory
Inovasi masyarakat Tridadi terwujud dalam pengembangan desa wisata yang dikelola mandiri oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Tridadi Makmur. Puri Mataram, misalnya, adalah destinasi berbasis budaya dan alam yang awalnya dikembangkan dari tanah kas desa.
- Puri Mataram menawarkan wahana air, taman bunga, area bermain bersama kelinci (mini zoo), serta Pasar Ndelik yang unik. Di pasar ini, transaksi dilakukan menggunakan ‘pandel’—uang kayu yang semakin menambah pengalaman tradisional.
- Kampung Flory Jogja menawarkan agrowisata dan edukasi pertanian yang luas. Di sini, pengunjung bisa mengikuti workshop pembuatan pupuk organik atau memetik buah langsung dari kebun, menjadikannya sarana belajar efektif di tengah nuansa hijau pedesaan.
Jejak Sejarah Mataram di Dusun Beteng
Tridadi menyimpan beberapa jejak masa lalu, menegaskan hubungannya dengan entitas sejarah. Salah satu lokasi penting berada di Dusun Beteng (atau Bugisan). Konon, nama Bugisan dan Beteng adalah mata rantai dari sejarah Mataram pasca-Perjanjian Bongaya.
Kawasan ini memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi paket wisata edukasi sejarah yang belum banyak diketahui publik. Namun, pengembangannya masih memerlukan sinergi kuat antara pelestarian budaya, potensi alam, serta kesiapan UMKM lokal.
Citarasa Otentik ‘Ndeso’ yang Wajib Dicoba
Berwisata tak lengkap tanpa mencicipi kuliner lokal. Tridadi menawarkan berbagai hidangan khas pedesaan yang otentik dan terjangkau.
- Restoran seperti Bale Ndeso di Kampung Flory menyajikan menu tradisional, seperti ayam ingkung dan sayur lodeh, yang bisa dinikmati di saung bambu tepi kolam.
- Di Puri Mataram, sobat jalan-jalan dapat menemukan berbagai jajanan pasar tradisional, seperti klepon dan cenil, di area Pasar Ndelik.
Pengelola desa wisata ini berkomitmen menyajikan makanan sehat dengan bahan-bahan hasil pertanian organik sendiri. Ini memberikan nilai tambah spesifik pada sektor kuliner Tridadi.
Aksesibilitas dan Tips Kunjungan
Letak Tridadi sangat strategis, hanya berjarak kurang dari satu kilometer dari pusat Kabupaten Sleman dan dapat ditempuh sekitar 25 menit dari Kota Yogyakarta. Akses mudah ini menjadikan Tridadi pilihan tepat untuk kunjungan singkat. Saya sarankan datang pada pagi hari untuk menikmati suasana sejuk dan mencoba berbagai aktivitas edukasi sebelum siang. Wisata berbasis desa di Tridadi ini adalah bukti nyata keberhasilan pemberdayaan masyarakat, menawarkan pengalaman menyegarkan jauh dari hiruk pikuk kota.
Desa Lain di Wilayah Kapanewon Sleman
Tridadi bukan satu-satunya desa yang menawarkan pengalaman unik di Kapanewon Sleman. Beberapa desa lainnya yang layak untuk dikunjungi termasuk:
- Triharjo: Desa wisata dengan potensi agrowisata dan kuliner lokal.
- Trimulyo: Desa wisata dengan potensi agrowisata dan kuliner lokal.
- Caturharjo: Desa wisata dengan potensi agrowisata dan kuliner lokal.
- PandowoHarjo: Desa wisata dengan potensi agrowisata dan kuliner lokal.